Kamis, 14 April 2016

TUGAS UJIAN PRAKTEK TIK 2015/2016


Ular.

 Ular adalah reptilia tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata). Perbedaannya adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup. Akan tetapi untuk kasus-kasus kadal tak berkaki (misalnya Ophisaurus spp.) perbedaan ini menjadi kabur dan tidak dapat dijadikan pegangan. namun ular tetap dapat dibedakan karena ular tidak memiliki telinga dan kelopak mata.

 

Evolusi

Ular diperkirakan telah berevolusi dari kadal terestrial sejak pertengahan zaman Jurassic (174,1-163,5 juta tahun yang lalu). Fosil ular tertua yang diketahui, Eophis underwoodi, adalah ular kecil yang hidup di daratan Inggris selatan sekitar 167 juta tahun yang lalu.[1]

Habitat

Ular tanah, Calloselasma rhodostoma, salah satu contoh ular yang hidup di tanah (ular terestrial)
Ular tambang, Dendrelaphis pictus, salah satu contoh ular yang hidup di pohon (ular arboreal)
Ular merupakan salah satu reptilia yang paling sukses berkembang di dunia. Di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan, dapat ditemukan ular. Kebanyakan spesies ular hidup di daerah tropis, sebagaimana umumnya hewan berdarah dingin, ular tidak dapat ditemui di tempat-tempat tertentu seperti di puncak-puncak gunung dan daerah padang salju atau kutub. Ular juga tidak bisa ditemui di daerah Irlandia, Selandia baru, Greenland, pulau-pulau terisolasi di Pasifik seperti Hawaii, serta Samudera Atlantik.
Banyak jenis-jenis ular yang sepanjang hidupnya berkelana di pepohonan dan hampir tak pernah menginjak tanah. Banyak jenis yang lain hidup melata di atas permukaan tanah atau menyusup-nyusup di bawah serasah atau tumpukan bebatuan. Ada juga ular yang hidup di sungai, rawa, danau, dan laut.

Makanan

Ular adalah hewan karnivora, mereka memangsa berbagai jenis hewan lebih kecil dari tubuhnya. Ular pohon dan ular darat memangsa burung, mamalia, kodok, jenis-jenis reptil yang lain, termasuk telur-telurnya. Ular-ular besar seperti ular sanca kembang dapat memangsa kambing, kijang, rusa dan bahkan manusia. Ular-ular yang hidup di perairan memangsa ikan, kodok, berudu, dan bahkan telur ikan.
Ular memakan seluruh mangsanya tanpa sisa dan mampu mengkonsumsi mangsa tiga kali lebih besar dari diameter kepala mereka. Hal ini dikarenakan rahang mereka lebih rendah dan dapat terpisah dari rahang atas. Selain itu ular memiliki gigi menghadap kebelakang yang menahan mangsanya tetap di mulut mereka. Hal ini mencegah mangsa melarikan diri.[2]

Ciri-ciri

Ular tidak memiliki daun telinga dan gendang telinga, tidak mempunyai keistimewaan atau ketajaman indera mata maupun telinga. Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis sehingga mudah melihat gerakan di sekelilingnya, namun tidak dapat memfokuskan pandangannya. Ular hanya dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat. Indera yang menjadi andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat menangkap getaran langkah manusia atau binatang lainnya. Ular tidak membau mangsa melalui lubang hidung, melainkan menggunakan lidah mereka yang dapat mendeteksi bau di udara. Organ ini biasa disebut organ Jacobson. beberapa jenis ular juga dapat mengetahui perubahan suhu karena kedatangan makhluk lainnya, contohnya ular tanah memiliki ceruk pendeteksi panas yang peka sekali. Organ itu berfungsi untuk mendeteksi energi panas (kalor) yang terpancar dari badan hewan berdarah panas.

Perilaku

Ular mulut kapas, Agkistrodon piscivorus, salah satu contoh ular yang bisa merasakan panas badan mangsanya
Ular memakan mangsanya bulat-bulat, tanpa dikunyah menjadi keping-keping yang lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan sekadar untuk memegang mangsanya agar tidak mudah terlepas. Agar lancar menelan, ular biasanya memilih menelan mangsa dengan kepalanya lebih dahulu.
Beberapa jenis ular, seperti sanca dan ular tikus, membunuh mangsa dengan cara melilitnya hingga tak bisa bernapas. Ular-ular berbisa membunuh mangsa dengan bisanya, yang dapat melumpuhkan sistem saraf pernapasan dan jantung (neurotoksin), atau yang dapat merusak peredaran darah (hemotoksin), dalam beberapa menit saja. Bisa yang disuntikkan melalui gigitan ular itu biasanya sekaligus mengandung enzim pencerna, yang memudahkan pencernaan makanan itu apabila telah ditelan.
Seperti kebanyakan reptilia lain, untuk menghangatkan suhu tubuh dan juga untuk membantu kelancaran pencernaan, ular kerap kali berjemur (basking) di bawah sinar matahari. Sebagai hewan eksoterm, berjemur merupakan salah cara ular mempertahankan suhu tubuhnya secara eksternal. Ular yang hidup didaerah sub-tropis selalu berhibernasi selama musim dingin. Ular juga harus berganti kulit tiga sampai enam kali per tahun.[2]

Reproduksi

Sekitar 70% dari semua jenis ular berkembang biak dengan bertelur (ovipar).[3] Jumlah telurnya bisa beberapa butir saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bahkan ular sanca ‘mengerami’ telur-telurnya.
Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut ‘melahirkan’ anak. Sebetulnya, ular-ular ini tidak melahirkan seperti halnya mamalia, melainkan telurnya berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular kecil-kecil. Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat (Indotyphlops braminus), sejauh ini hanya diketahui yang betinanya. Ular yang mirip cacing kecil ini diduga mampu bertelur dan berbiak tanpa ular jantan (partenogenesis).

Ular dan manusia

Dalam kitab-kitab suci, ular kebanyakan dianggap sebagai musuh manusia. Dalam Kitab Yudaisme dan Kristen Alkitab (Perjanjian Lama) diceritakan bahwa Iblis menjelma dalam bentuk ular, dan membujuk Hawa dan Adam sehingga terpedaya dan harus keluar dari Taman Eden. Dalam kisah Mahabharata, Kresna kecil sebagai penjelmaan Dewa Wisnu mengalahkan ular berkepala lima yang jahat. Dalam salah satu Hadits Rasulullah saw. pun ada anjuran untuk membunuh "ular hitam yang masuk/berada di dalam rumah".
Anggapan-anggapan ini turut berpengaruh dan menjadikan kebanyakan orang merasa benci (jika bukan takut) kepada ular. Meskipun sesungguhnya ketakutan itu kurang beralasan, atau lebih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang umumnya terhadap sifat-sifat dan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh ular. Pada kenyataannya, kasus gigitan ular yang sampai menyebabkan kematian sangat jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan kasus kecelakaan di jalan raya, atau kasus kematian oleh penyakit akibat gigitan nyamuk.
Pada pihak yang lain, ular telah ratusan atau ribuan tahun dieksploitasi dan dimanfaatkan oleh manusia. Ular kobra yang amat berbisa dan ular sanca pembelit kerap digunakan dalam pertunjukan-pertunjukan keberanian. Empedu, darah dan daging beberapa jenis ular dianggap sebagai obat berkhasiat tinggi, terutama di Tiongkok dan daerah Timur lainnya. Sementara itu kulit beberapa jenis ular memiliki nilai yang tinggi sebagai bahan perhiasan, sepatu dan tas. Seperti halnya biawak, kulit ular (terutama ular sanca, ular karung, dan ular anakonda) yang diperdagangkan di seluruh dunia mencapai ratusan ribu hingga jutaan helai kulit mentah per tahun.
Dalam kenyataannya, ular justru kini semakin punah akibat berbagai penangkapan, pembunuhan yang tidak berdasar, serta kerusakan habitat dan lingkungan hidupnya. Ular-ular yang dulu turut serta berperan dalam mengontrol populasi tikus di sawah dan kebun, kini umumnya telah habis atau menyusut jumlahnya. Maka tidak heran, di tempat-tempat yang sawah dan padinya rusak dilanda gerombolan tikus, seperti di beberapa tempat di Kabupaten Sleman, Jogjakarta, petani setempat kini memerlukan untuk melepaskan kembali (reintroduksi) berbagai jenis ular sawah dan melarang pemburuan ular di desanya.
Manusia sebenarnya tidak usah takut pada ular karena ular sendiri yang sebenarnya takut pada manusia. Ular tidak dapat mengejar manusia, gerakannya yang lamban bukan tandingan manusia. Rata rata ular bergerak sekitar 1,6 km per jam, jenis tercepat adalah ular mamba dari Afrika yang bisa lari dengan kecepatan 11 km per jam. Sedangkan manusia, sebagai perbandingan, dapat berlari antara 16–24 km per jam.

Macam-macam ular

Ular sapi Sunda Kecil, Coelognathus subradiatus
Taipan pedalaman (Oxyuranus microlepidotus), ular yang paling mematikan di dunia
Beludak sisik gergaji (Echis carinatus), sejenis Beludak
Ular derik, Crotalus sp.
Ular zaitun (Aipysurus laevis), sejenis Ular laut yang sangat berbisa
Ada lebih dari 2.900 spesies ular. Dari jumlah tersebut, 375 spesies merupakan ular berbisa.[2] Ular berbisa adalah sebutan umum bagi ular-ular yang memiliki venom. Jenis ular berbisa paling mematikan adalah ular taipan dari Australia.[butuh rujukan] Dari kebanyakan ular yang berbisa, kebanyakan bisanya tidak cukup berbahaya bagi manusia. Umumnya, ular berusaha menghindar bila bertemu manusia.
Ular-ular primitif, seperti ular kawat, ular karung, ular kepala dua, dan ular sanca, adalah jenis-jenis ular yang tidak berbisa. Ular-ular yang berbisa kebanyakan termasuk suku Colubridae, tetapi bisanya pada umumnya memiliki kadar venom yang lemah. Ular-ular yang berbisa kuat di Indonesia biasanya termasuk ke dalam salah satu suku Elapidae seperti ular sendok, ular belang, dan ular cabai. Kemudian yang termasuk dalam suku Hydrophiidae seperti ular laut, dan Viperidae seperti ular tanah, ular bangkai laut, dan ular bandotan.
Beberapa jenisnya, sebagai contoh:
Sumber : www.wikipedia.com

Disusun oleh : ARIF NURHIDAYAT
                      30-013-064-9
                      IX C

Minggu, 10 April 2016

TUGAS UJIAN PRAKTEK TIK 2016

PINGUIN


Pinguin (ordo Sphenisciformes, famili Spheniscidae)
Pinguin adalah hewan akuatik jenis burung yang tidak bisa terbang dan secara umum hidup di belahan bumi selatan.
Di seluruh dunia terdapat 16 spesies peiguin, dan ada pula dua spesies Eudyptula. Walaupun semua jenis pinguin awalnya berasal dari belahan bumi selatan. Ada juga spesies pinguin yang hidup di daerah tropis. Salah satunya di Kepulauan Galapagos dan biasanya menyeberangi garis khatulistiwa untuk mencari makan.
Spesies pinguin terbesar adalah Pinguin Kaisar (Aptenodytes forsteri) dengan tinggi mencapai 1,1 meter dan berat 35 kilogram atau lebih.
Spesies penguin terkecil adalah Pinguin Peri (Eudyptula Minor) dengan tinggi sekitar 40 cm dan berat 1 kg. Secara umum, penguin yang berukuran besar lebih dapat mempertahankan suhu tubuhnya sehingga dapat bertahan di daerah dingin, sementara penguin yang berukuran lebih kecil biasanya ditemukan di daerah yang lebih hangat bahkan daerah tropis.
Umumnya penguin memakan ikan jenis udang, cumi-cumi, dan hewan air lainnya yang tertangkap ketika berenang di laut dengan paruhnya. Penguin dapat meminum air laut karena  kelenjar supraorbital-nya yang ada pada tubuhnya untuk menyaring kelebihan  garam laut dari aliran  darah-nya. Garam ini lalu dikeluarkan dalam bentuk cairan lewat saluran pernapasan pinguin.
Namun satu bentuk pertengkaran besar antar pinguin akan terjadi jika seekor ibu pinguin kehilangan anaknya. Jika seekor anak pinguin  hilang, maka salah satu ibu pinguin akan mengambil seekor anak pinguin dari ibu pinguin yang lain.
Tubuh pinguin sangat sesuai untuk berenang dan hidup di air. Sayapnya merupakan pendayung dan tidak mampu untuk terbang. Di daratan pinguin menggunakan ekor dan sayapnya untuk menjaga keseimbangan ketika berjalan.
Setiap pinguin memiliki warna putih di sebelah dalam tubuhnya dan warna gelap di sebelah luar tubuh. Hal ini berguna untuk  kamuflase. Hewan pemangsa seperti singa laut dari dalam air akan sulit untuk melihat pinguin karena perutnya yang berwarna putih bercampur dengan pantulan permukaan air laut. Sedangkan permukaan gelap pada punggungnya juga menyamarkan pinguin dari pandangan hewan pemangsa di atas air.

Pinguin mampu berenang dengan kecepatan 6 hingga 12 km/jam bahkan pernah tercatat hingga 27 km/jam. Pinguin yang berukuran kecil biasanya menyelam selama satu hingga dua menit dari permukaan air untuk menangkap makanan. Pinguin yang berukuran lebih besar, yaitu pinguin emperor bisa menyelam lebih dalam hingga 565 meter selama 20 menit.
sumber: www.PinguinQu.com
NAMA: WINDA AYU PUSPANINGRUM
KELAS: IX C
NO. PESERTA: 30-013-239-2

Selasa, 29 Maret 2016

TUGAS UJIAN PRAKTIK TIK 2016

Kaki seribu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Disambig gray.svg
Kaki seribu
Millipede.jpg
Trigoniulus corallinus
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Arthropoda
Upafilum:Myriapoda
Kelas:Diplopoda
De Blainville dalam Gervais, 1844 [1]
Upakelas
Diversitas
16 ordo, c. 12.000 spesies
Kaki seribu atau millipede (kelas Diplopoda, sebelumnya juga disebut Chilognatha) adalah artropoda yang memiliki dua pasang kaki per segmen (kecuali segmen pertama di belakang kepala, dan sedikit setelahnya yang hanya memiliki satu kaki). Kaki seribu adalah Ordo dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Arthropoda,kelas Myriapoda.[2]
Tubuh hewan ini berbentuk silinder, jumlah segmennya sekitar 25-100, setiap segmennya hanya mempunyai sepasang kaki dan setiap abdomen mempunyai lima pasang kaki dan dua pasang spirakel. Hewan ini berkembang biak dengan bertelur.

Makanan

Umumnya kaki seribu memakan sisa tumbuhan yang membusuk. Namun ada beberapa spesies yang tergolong karnivora. Mereka menelan bahan makanan yang ditemui, mengekstrak nutrisinya, lalu mengeluarkan kembali sisa-sisa yang tidak bisa dicerna. Cara makan ini tidak berlaku untuk beberapa spesies yang memiliki tipe mulut penghisap.[3]
Nama: Kevin Putra P.
No UP: 30-013-222

TUGAS UJIAN PRAKTIK TIK 2016

Trenggiling biasa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Trenggiling biasa[1]
Pangolin borneo.jpg
Status konservasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Mammalia
Ordo:Pholidota
Famili:Manidae
Genus:Manis
Spesies:M. javanica
Nama binomial
Manis javanica
Desmarest, 1822
Sunda Pangolin area.png
Persebaran trenggiling biasa
Trenggiling biasa (Manis javanica syn. Paramanis javanica) adalah wakil dari ordo Pholidota yang masih ditemukan di Asia TenggaraHewan ini memakan serangga dan terutama semut dan rayap. Trenggiling hidup di hutan hujan tropis dataran rendah. Trenggiling kadang juga dikenal sebagai anteater (pemakan semut).
Bentuk tubuhnya memanjang, dengan lidah yang dapat dijulurkan hingga sepertiga panjang tubuhnya untuk mencari semut di sarangnya. Rambutnya termodifikasi menjadi semacam sisik besar yang tersusun membentuk perisai berlapis sebagai alat perlindungan diri. Jika diganggu, trenggiling akan menggulungkan badannya seperti bola. Ia dapat pula mengebatkan ekornya, sehingga "sisik"nya dapat melukai kulit pengganggunya.
Trenggiling terancam keberadaannya akibat habitatnya terganggu serta menjadi objek perdagangan hewan liar.
nama: Nashih Afid A
30-013-225

TUGAS UJIAN PRAKTIK TIK 2016

Koala (Phascolarctos cinereus) adalah salah satu binatang berkantung (marsupial) khas dari Australia dan merupakan wakil satu-satunya dari keluarga Phascolarctidae.
Pada umumnya, banyak dikatakan bahwa kata koala berasal dari bahasa Australia pribumi yang berarti tidak minum. Koala sebenarnyaminum air tetapi sangat jarang karena makanannya, daun ekaliptus, sudah mengandung cukup air sehingga koala tidak perlu turun daripohon untuk minum.
Koala dapat ditemukan di sepanjang pesisir timur Australia mulai dari Adelaide sampai ke Semenanjung Cape York, dan sampai jauh kepedalaman karena terdapat curah hujan yang cukup untuk mendukung hutan yang cocok bagi koala.
Koala sebagai hewan khas Australia digambarkan sebagai binatang yang lucu dan menggemaskan, tapi ternyata banyak fakta berbeda yang harus Anda tahu mengenai koala ini. Tidak seperit yang digambarkan, hewan kebanggaan Australia ini memiliki berbagai sisi tersembunyi yang tidak kita tahu. Berikut 10 hal yang harus Anda tahu mengenai koala.

1. Memiliki Bau Seperti Urine

Koala itu bau, dideskripsikan seperti bau urine
Koala memang terlihat sangat lucu dan menggemaskan, namun ternyata jika Anda melihatnya secara langsung maka Anda akan mempertimbangkannya lagi. Jika dapat digambarkan sebagai bau apapun, maka bau koala akan dapat digambarkan seperti bau urine atau bau pesing air seni Anda. Hal ini karena koala dewasa akan menggunakan bau tersebut sebagai penanda wilayah mereka.

2. Sidik Jari Seperti Manusia

Koala memiliki sidik jari yang benar-benar menyerupai manusia
Manusia sudah dikenal secara umum sebagai spesies yang memiliki sidik jari unik untuk setiap individualnya, dan hal itu ternyata juga berlaku bagi koala. Tidak hanya itu saja, sidik jari mereka sangatlah mirip dengan sidik jari manusia. Hal itu bahkan pernah membuat para polisi kebingungandalam menyelesaikan sebuah kasus kriminal, dan beberapa kasus bahkan tidak terselesaikan karena sidik jari koala-koala ini.

3. Koala Berarti "Tidak Minum"

Arti nama koala adalah "tidak minum" walaupun mereka juga minum jika kekeringan
Dalam bahasa aborigin Australia, kata koala dapat diartikan sebagai "tidak minum." Karena pohon eukaliptus, makanan mereka, memang sudah menjadi sumber makanan sekaligus sumber air mereka. Namun hal itu tidak berarti mereka tidak pernah minum air, jika mereka sakit atau dalam iklim kering maka koala akan terlihat minum air.

4. Tidur, Tidur, Makan, dan Tidur

Setiap harinya, koala dapat tidur 18 hingga 22 jam
Sepanjang hidupnya koala aakn lebih sering terlihat tidur, daripada melakukan aktivitas lain. Hewan-hewan ini setiap harinya akan tertidur selama 18 hingga 22 jam dan sisanya mereka gunakan untuk makan. Jumlah daun eukaliptus yang mereka makan juga tidaklah sedikit yakni kurang lebih sebanyak 1 kg. Sebagai bayangan, 1 mangkuk nasi yang biasa kita makan itu adalah 125 gram, jadi jika dibandingkan, koala dapat memakan sekitar 9 mangkuk nasi setiap harinya.

5. Benar-Benar Khas Australia

Koala adalah hewan endemik Australia atau hewan yang hanya ada di Australia
Seperti yang sudah diketahui secara umum, koala adalah hewan endemik atau hewan khas Australia yang benar-benar hanya dapat ditemukan di negara tersebut. Satu-satunya kemungkinan Anda dapat melihatnya di luar Australia adalah karena mereka dirawat seseorang atau dengan kata lain di kebun binatang.

6. Relatif Berbulu Domba

Bulu koala itu tergantung atas lingkungan tempat tinggalnya dan biasanya lebat
Bulu koala sering digambarkan sangat lembut dan halus. Hal itu tidak salah, namun lebih tepat mereka dapat digambarkan seperti bulu domba yang tebal karena koala adalah marsupialia (hewan berkantung Australia) yang memiliki bulu tertebal dibandingkan marsupial lainnya. Kehalusan dari bulu koala juga bersifat relatif dan tergantung dari lingkungan tempat hewan ini hidup, terkadang bulu mereka justru dapat kasar.

7. Terancam Punah

Jumlah koala di alam liar diperkirakan kurang dari delapan ribu koala dan terancam punah
Di antara tahun 1908 hingga 1927, ada lebih dari 2 juta koala yang diburu di alam liar, hal itu juga belum memperhitungkan predatornya. Ditambah lagi dengan kemajuan zaman dan penebangan hutan liar, maka habitat koala benar-benar sudah merosot hingga 90% dibandingkan sebelumnya. Di alam liar, diperkirakan hanya ada sekitar 6.000-8.000 koala.

8. Rumah Masing-Masing

Setiap koala memiliki rumah atau pohonnya masing-masing
Koala adalah hewan sosial yang hidup dalam grup kompleks. Setiap komunitas memiliki pejantan dominan dan setiap koala mempunyai pohon masing-masing sebagai rumah mereka, yang benar-benar berbeda dari tetangganya. Itulah sebabnya mengapa jika pohon itu ditebang atau dihancurkan, maka koala terkait akan speerti kehilangan rumah mereka sama halnya seperti kita kehilangan rumah.

9. Koala atau Kacang

Ukuran bayi koala yang benar-benar baru lahir kurang lebih sebesar kacang
Bayi koala yang benar-benar baru lahir akan sangat berukuran kecil, beberapa mendeskripsikan bayi koala hanya sebesar kacang. Tidak hanya itu saja, mereka digambarkan seperti cacing karena tidak memiliki telinga, kecil, buta, dan tidak berbulu. Selama 6 bulan, bayi tersebut akan hidup di dalam kantung ibunya.

10. Dua Jempol, Dua Jari Menempel

Tangan dan kaki koala itu benar-benar unik, dua jempol dan dua jari menempel
Seperti manusia, koala memiliki 5 jari namun mereka memiliki susunan jari yang berbeda antara tangan dan kaki. Tangan mereka terdiri dari 2 jempol dengan 3 jari terpisah, sedangkan kaki mereka terdiri dari 1 jempol yang jari kedua dan jari ketiganya menempel satu sama lain. Jari yang menempel di kaki ini berguna untuk merawa diri mereka sendiri. Serta jangan lupakan cakar mereka yang tajam untuk memanjat dengan mudah.

Sumber: www.tahupedia.com

Disusun oleh: Shela Sayang Putranti
                       30-013-089-8
                       9C/024

Jumat, 25 Maret 2016

TUGAS UJIAN PRAKTEK TIK 2016

Angora

    Kelinci Angora adalah salah satu jenis kelinci peliharaan tertua, berasal dari Ankara, Turki, yang pertama kali ditemukan dan dibawa oleh pelaut Inggris. Kemudian di bawa ke Perancis tahun 1723. Tahun 1777 Angora menyebar ke Jerman. Tahun 1920 meluas ke negara-negara Eropa Timur, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat. Sampai kini Prancis menjadi pusat peternakan kelinci Angora terbesar yang menghasilkan wool.

Di Indonesia kelinci jenis angora banyak diminati sebagai kelinci hias.

Ada banyak jenis kelinci angora, misalnya French anggora, German anggora, Giant anggora, English anggora, Satin anggora, Chinese anggora, anggora Swiss, Finnish anggora, dsb. Kelinci angora Inggris merupakan keturunan angora Perancis (French angora).

Warna bulunya bervariasi putih, coklat, hitam, hitam putih, agouti, bintik-bintik putih, abu-abu, oranye, dan campuran atau kombinasi dari warna-warna tsb.

Kelinci anggora memiliki ciri bulu yang tebal dan lembut diseluruh bagian permukaan tubuhnya. Selain itu terdapat ciri lain, yaitu adanya bulu yang tumbuh di ujung telinga dan kaki depan, bersamaan dengan bulu panjang yang terdapat di tubuhnya. Kelinci ini memiliki temperamen yang lembut, tetapi tidak cocok untuk orang yang tidak suka menyisiri binatang peliharaannya.

Pada umur dewasa mereka bisa mencapai berat 2,0 kg - 4,0 kg baik jantan maupun betina, dan berumur 5-7 tahun tergantung jenis dari anggoranya. Jumlah anak maksimal dalam satu kali melahirkan sebanyak 6 ekor. Pertumbuhan bulunya yang sangat cepat yakni 2.5 cm per bulan, sehingga harus rajin mencukurnya 6-8 cm setiap tiga bulannya agar bulunya tidak menggumpal.

Sumber : www.eklopedia.com

Disusun oleh : 30-013-063-2
Nama : Anis dwi handayani /9C/1